kaizenkai's reviews
81 reviews

The Tattooist of Auschwitz by Heather Morris

Go to review page

dark emotional informative sad fast-paced

3.5

"Kosong". Itu kesan yg saya rasakan selepas menutup buku ini.

Saat mendengar kata Auschwitz dan Holocaust, biasanya atmosfer mengerikan dan penuh simpati akan menyelimuti namun entah mengapa dalam buku ini justru saya merasa kosong 👣

The Tattooist of Auschwitz menceritakan kisah Lale Solokov, seorang juru tato selama mjd tahanan Auschwitz—yah, tahu kan makna tatonya? 💔

Namun, hela napas berat terpaksa saya lepaskan karena ekspektasi tinggi utk kisah yg dalam & emosional harus berakhir sia-sia.

Jujur, saya amat ingin menyukai buku ini—gmn ngga, wong buku yg saya idamkan sejak masa sekolah menengah—terutama dengan berdasar pada kisah nyata, saya yakin The Tattooist of Auschwitz dapat mjd kisah yg lebih emosional terutama berkaitan dg para tahanan Kamp Konsentrasi.

Saya kian berdoa saat membuka halaman demi halaman, namun emosi & simpati itu tidak kunjung saya rasakan—ndak konek scr emosional dengan plot dan main chara.

Kisah cinta antara Lale dan Gita memang menjadi percikan tersendiri, namun saya pikir fokusnya justru berakhir menjadi spt roman picisan—berputar ttg lovebird ini 🤧

Walau begitu, memang dalam beberapa hal, buku ini memberi saya pengetahuan lain ttg yg belum saya tahu. Terutama dg kata pengantar yg ditulis oleh putra Lale dan Gita, serta additional information lainnya di penghujung buku.
Anak Rantau by Ahmad Fuadi

Go to review page

adventurous inspiring reflective medium-paced
 "Cover cantik, isinya juga cantik", itu kesimpulan saya selepas membaca Anak Rantau. Saya akui kalau saya memboyong novel ini dikarenakan jatuh hati dengan covernya, dan siapa yang menyangka kalau isinya pun 'daging'.

Diawali dengan prolog yg mendebarkan, bang Fuadi seperti khasnya membubuhkan banyak petuah-petuah dan taman bunga kata-kata dalam karyanya. Tentu, sama seperti karyanya yang lain, Anak Rantau juga diisi dengan pendidikan.

Awal mula saya berpikir kalau Anak Rantau bercerita tentang sosok seperti Alif, namun ternyata lebih dalam dan berwarna.

Hepi, seorang anak Jakarta yang diceritakan berusaha 'menarik' perhatian sang ayah di hari pembagian raportnya, ternyata justru berakhir dikirim ke rumah sang kakek dan nenek di tanah Minang. Berada di tanah Minang inilah yang nantinya akan membentuk dan mendidik karakter Hepi.

Saya pikir ada beberapa part yang tak perlu dikisahkan dan takkan mengubah jalan dan makna cerita. Saya senang dan 'terpukul' dengan kisah Pandeka Luko yang tanpa sadar juga mengiyakan dan setuju dengan kisah-kisah beliau yang menyayat hati.

Menuju akhir cerita, plot twist banyak ditemukan. Walau beberapa sudah saya tebak sejak awal dan benar, namun ngga nyangka kalau ternyata Pandeka Luko kakeknya Hepi! Pengembangan tiap karakter juga cukup memuaskan, terlebih dengan mantra "maafkan, maafkan, maafkan, lupakan". Semoga kita senantiasa berbesar hati untuk memaafkan ya.

Lebih jauh daripada itu, adalah benar pendidikan dan guru yang tepat akan mempengaruhi karakter para penerus bangsa. Memang, mendidik anak bukan duduk perkara yang mudah, tapi masa anak-anak adalah masa emas untuk membentuk moral dan karakternya, kan?

Walaupun saya baru mendapat feel dan pace nya setelah menghabiskan ratusan halaman, saya ucapkan terima kasih terkhusus pada Penulis karena dengan karyanya ini, saya merasa dipeluk dan dituntun bareng. Terakhir, saya jadi pengen terbang langsung ke Minang karena budaya yang diceritakan di Anak Rantau ini bikin penasaran <3 
さよなら絵梨 [Sayonara Eri] by Tatsuki Fujimoto, Tatsuki Fujimoto

Go to review page

dark emotional inspiring mysterious fast-paced

4.0

Okay, dalam rangka memberanikan diri mencoba baca manga dalam origin language-nya, mari ulas karya yang hype di kalangan pecinta jejepangan ini.

Sayonara Eri berpusat pada 2 orang anak muda, Yuta dan Eri. Pada awal panel, dapat dilihat bahwa Yuta saat itu sedang berulang tahun ke-12 dan dihadiahi ibunya sebuah handphone di mana handphone ini nantinya akan merekam sisa-sisa hari sang ibu yang divonis suatu penyakit.

Jujur aja, awalnya saya ngga expect karena sebagai penderita silinder, baca manga ini ternyata cukup triggering. Bagaimana ngga, wong hampir setiap panel digambar berbayang—benar" berasa lg nonton film dokumenter bukannya baca manga 😁

Part Yuta yang lari setelah dapat kabar kalau ibunya lg sekarat pun bohong kalau ngga bikin sedih. Siapa sih yang siap ditinggal orang terkasih, apalagi ibunya ? Tapi sebelumnya pun, sang ibu punya permintaan yang "gila" di mana Yuta diminta ttp merekam momen" terakhir ibunya—ibu sendiri lg sekarat, divideoin, yo meringis atiku, rek.

Yuta pun akhirnya ngajuin filmnya ini ke sekolah untuk tugas proyek dengan ending yang sulit ditebak yang membuat temen" nya akhirnya mencemooh dan bikin Yuta berniat bunuh diri. Yuta bahkan udah bikin video perpisahannya buat sang ayah sebelum bener" melompat dari atas gedung.

Percobaan bunuh dirinya digagalin karena tiba" muncul Eri, gadis misterius yang ternyata satu sekolah dengan Yuta. Eri dan Yuta pun akhirnya berteman dan semacam bikin perjanjian juga di mana Yuta akan merekam Eri layaknya Yuta merekam ibunya. Jujur, di sini udah ngira, apa jangan" Eri jg akan bernasib sama layaknya ibu Yuta ? 🤔

Pertanyaan pun dijawab karena ternyata benar, Eri menderita sakit di akhir dan yep, Yuta kehilangan Eri juga. Menuju akhir cerita, Yuta kembali ke markas tempatnya bersama Eri sering bersama. Di markas ini, jujur sebenarnya saya jadi memikirkan teori" wkwk, karena tiba" aja Eri pun muncul juga di markas!

Kayak, Eri vampir ? Atau gimana sih ? Wkwk. Dan karena ini jg lah saya jd nyari" dan baca" teori Goodbye, Eri yang ada di peramban.

Cerita juga sepertinya diakhiri dengan open ending. Jujur saya bertanya", kenapa ledakan ? Ledakan yang sama dg bagaimana Yuta mengakhiri film ibunya ? Ada makna tertentu kah ?

Bagaimana pun, saya pikir Goodbye, Eri mengajarkan tentang bagaimana kita memilih akan menyikapi atau mengingat seperti apa seseorang yang sudah meninggalkan kita.
Sisi Tergelap Surga by Brian Khrisna

Go to review page

dark emotional hopeful reflective sad fast-paced

4.0

 
“Sisi tergelap Surga”, emang ada? ADA! Melalui buku ini, pembaca akan dihadapkan dengan berbagai realita bermacam profesi yang ditekuni kawan-kawan kita demi dapat merasakan surganya sendiri. Melalui buku ini juga pembaca akan diajak memahami dengan apa yang dimaksud sisi tergelap surga? Surga yang mana? Surga seperti apa? 🖤🤍
 
Menceritakan bermacam profesi membuat buku ini mengambil dari berbagai sudut pandang dan tokoh di dalamnya. Awalnya saya agak bingung untuk menghafalkan nama-nama dan kaitannya. Tapi entah mengapa selepas membaca Sisi Tergelap Surga, saya menyimpulkan kalau buku ini mengambil latar tempat di suatu pemukiman yang bertolak jauh dengan sisi ‘surga’nya ibukota—eh, masih bisa disebut ibukota ngga sih wkwk. 
 
Selama membaca, saya merasa dibenturkan terus. Mulai dari emosional, hati nurani, hingga akal sehat. Halaman demi halaman yang dibuka tak hentinya membuat saya ‘menyebut’. Hal yang cukup saya sayangkan adalah bagaimana cara penulis menggunakan latar waktu maju mundur yang tidak ada pembedanya sehingga ngga jarang membingungkan saya 😅 
 
Part yang paling membuat saya tersentuh dan relate adalah part Tikno dan bapaknya 😭🪦 Dari banyaknya karakter, saya merasa kalau Bapak Tikno dan Dimas adalah karakter yang seperti bohlam Philli—menerangi ‘kegelapan’ isi cerita lainnya wkwk. Minta maaf di atas materai juga karena sudah buruk sangka dengan Syamsuar 🥹
 
 Ohya, melihat tag genre buku, saya pikir juga sebaiknya penulis menambahkan informasi TW dan CW karena yah, ada beberapa part yang cukup eksplisit dan mungkin kurang nyaman dinikmati sebagian pembaca. Tapi memang, imho buku ini benar-benar definisi buku orang dewasa—menghantam dan memukul keras saya 🌪️
 
 Sebagai penutup, saya juga suka dengan bagaimana Mas Khrisna mengakhiri cerita. Layaknya kalimat “setelah badai pasti datang pelangi”. Memang, pesan moral yang kuat yang saya rasa ingin disampaikan penulis adalah tentang bagaimana kita dapat menjaga ketangguhan badan, pikiran, dan hati untuk menghadapi segala ‘cuaca’ 🕊️
 
 Tambahan sedikit, Sisi Tergelap Surga juga semakin membuka banyak reflektif dan kesadaran bahwa terlahir di keluarga menengah dan mampu menempuh pendidikan dan pekerjaan yang layak adalah benar sebuah privilege yang mungkin tak jarang luput dari kesadaran sebagian dari kita. 
Pulang by Tere Liye

Go to review page

5.0

"Kesetiaan terbaik adalah pada prinsip, bukan yang lainnya."

Jujur aja, sampai sekarang belum pernah merasa kecewa membaca karya-karya Tere Liye, bahkan seakan-akan ikut masuk dan melihat secara nyata kisah yang disajikan. Adegan-adegan yang disuguhkan pun benar-benar terasa nyata. Awesome!
Pergi by Tere Liye

Go to review page

5.0

Ga kalah mengangkan dan seru dari kisah petualang si babi hutan di novel pulang. Lagi-lagi, emosi dikuras, dicampur aduk, tawa, tangis menjadi satu. Endingnya? Aduh, greget! Menurutku, masih agak gantung. Berharap ada lanjutannya:(
Hujan by Tere Liye

Go to review page

5.0

Uwah, bingung banget soalnya sekeren itu latar, alur, penokohannya. Monangis aja karena emang bikin baper banget tapi tetap terasa ketegangannya. Sukses terus bang Tere
Negeri 5 Menara by Ahmad Fuadi

Go to review page

5.0

Pokoknya mengesankan, banyak hikmah yang bisa diambil salah satunya kunci hidup man jadda wa jada
Pulang - Pergi by Tere Liye

Go to review page

5.0

Singkatnya, Bujang yang berharap akan keajaiban menunda pernikahan dengan Maria justru mendapati anak buah terkuat Otets, Natascha berkhianat. Hal ini menjadikan Bujang dkk menjadi kelinci perburuan oleh seluruh pembunuh bayaran mematikan.

Seperti karya lainnya, saya tetap kagum dan sangat menikmati Pulang-Pergi karya bang Tere. Utamanya plot twist-plot twist yang akan ditemui. Sangat tidak sabar untuk membaca petualangan lanjutan Thomas dan Bujang.
Perempuan Yang Dihapus Namanya by Avianti Armand

Go to review page

4.0

Sebenarnya gatahu perjanjian lama itu kayak apa, jadi agak kurang dimengerti. Baru pertama kali baca kembali buku dengan genre puisi jadi masih agak asing