A review by kaizenkai
The Tattooist of Auschwitz by Heather Morris

dark emotional informative sad fast-paced

3.5

"Kosong". Itu kesan yg saya rasakan selepas menutup buku ini.

Saat mendengar kata Auschwitz dan Holocaust, biasanya atmosfer mengerikan dan penuh simpati akan menyelimuti namun entah mengapa dalam buku ini justru saya merasa kosong đź‘Ł

The Tattooist of Auschwitz menceritakan kisah Lale Solokov, seorang juru tato selama mjd tahanan Auschwitz—yah, tahu kan makna tatonya? 💔

Namun, hela napas berat terpaksa saya lepaskan karena ekspektasi tinggi utk kisah yg dalam & emosional harus berakhir sia-sia.

Jujur, saya amat ingin menyukai buku ini—gmn ngga, wong buku yg saya idamkan sejak masa sekolah menengah—terutama dengan berdasar pada kisah nyata, saya yakin The Tattooist of Auschwitz dapat mjd kisah yg lebih emosional terutama berkaitan dg para tahanan Kamp Konsentrasi.

Saya kian berdoa saat membuka halaman demi halaman, namun emosi & simpati itu tidak kunjung saya rasakan—ndak konek scr emosional dengan plot dan main chara.

Kisah cinta antara Lale dan Gita memang menjadi percikan tersendiri, namun saya pikir fokusnya justru berakhir menjadi spt roman picisan—berputar ttg lovebird ini 🤧

Walau begitu, memang dalam beberapa hal, buku ini memberi saya pengetahuan lain ttg yg belum saya tahu. Terutama dg kata pengantar yg ditulis oleh putra Lale dan Gita, serta additional information lainnya di penghujung buku.