tsamarah's reviews
76 reviews

WIND BREAKER, Vol. 13 by Satoru Nii

Go to review page

challenging emotional funny inspiring lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5

It might be predictable to say that Furin is potentially going down once they fight these people, but I can't help but feel dreadful as soon as the Noroshi shows up on every corner of the town. Nii Satoru succeeds in introducing these new enemies like the biggest nightmares from Furin's memories. I am absolutely intrigued to see how it will go.

Expand filter menu Content Warnings
WIND BREAKER, Vol. 12 by Satoru Nii

Go to review page

adventurous challenging emotional funny inspiring lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

People say that the kindest people or people with the biggest and most beautiful smile always have the saddest and darkest history. Well, I can say that it is right for Umemiya. Nii Satoru makes my jaw drop when he reveals Umemiya's past and the tragedies that come and go for this charismatic Bofurin leader. It gives a justified and transparent backstory as to why this character holds the town very dear to him, including the students in Furin and his utopian dream of making Makochi such a peaceful and welcoming place without any life-changing incident.

Expand filter menu Content Warnings
Bad Dreams in the Night by Adam Ellis

Go to review page

adventurous challenging dark mysterious tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? No
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? No

4.0

I have been following Adam Ellis' comic snippets on Twitter for quite some time, and they are some of the most disturbing panels I've ever read. So, imagine my surprise when I find out that he's releasing a book filled with his full comic strips, and I can confirm that it lives up to the hype.

Not every story works, mind you. Some narratives are confusing, and some don't fit the vibe he's aiming for, but when it comes to the best of the best, Adam delivers the most horrific story that he could ever muster in full force.

If you want to read a horror fiction book that is so good that it haunts you, this book is for you.

Expand filter menu Content Warnings
Haikyu!! Fly High Volleyball 14 by Haruichi Furudate

Go to review page

challenging emotional funny inspiring lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

This volume reveals the first real issue that could and would happen during a match: accidental injury or unwanted sickness. Furudate challenges Karasuno to strategize their winning plans better despite the circumstances, especially when they are facing a school with one of the nastiest defense skills in the prefecture.

Also, yeah, this is the hilarious start of that dead Daichi meme. 

Expand filter menu Content Warnings
Haikyu!! Fly High! Volleyball!, Vol. 13 by Haruichi Furudate

Go to review page

challenging emotional funny inspiring lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

If I want to be honest, Johzenji is one of the few that has the least aura to leave a big impression. However, they still have such a good storyline, albeit fleeting, that showcases their volleyball motto and bond.

Expand filter menu Content Warnings
WIND BREAKER, Vol. 11 by Satoru Nii

Go to review page

challenging emotional funny inspiring lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Endo's sudden appearance in the last few panels is such a good setup for the next arc because it implies there's a mastermind controlling the recent events involving Bofurin and their neighboring allies and enemies. And we all know that this Endo character will not stop until Bofurin falls and Makochi in the state of destruction and chaos that will end up with them blaming the Furin boys.

Expand filter menu Content Warnings
Laut Bercerita by Leila S. Chudori

Go to review page

challenging dark sad tense medium-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

5.0

Laut Bercerita merupakan karya fiksi sejarah yang ditulis oleh Leila S. Chudori yang berlatarkan zaman Orde Baru hingga Tragedi 1998, di mana sang penulis bertekad untuk menunjukkan bagaimana demokrasi harus diperjuangkan walaupun harus bersimbah darah dan kesedihan. Novel ini mengisahkan tentang karakter titular bernama Biru Laut, yang merekam perjuangannya secara kronologis sampai dengan titik 'hilangnya' tubuh sang karakter, serta mengisahkan tentang adik sang karakter bernama Asmara Jati, yang masih berjuang bertahun-tahun lamanya demi keadilan dan kejelasan atas lenyapnya Biru Laut.

Sebagai karya yang mengorek sejarah lama yang masih meninggalkan luka mendalam secara generasional, tentunya, karya ini dapat dikatakan sebagai karya tulis yang sugestif dan berprasangka (biased), tetapi penyampaian narasi tidaklah mendayu, melebih-lebihkan, atau mengurangi esensi topik yang ingin disuguhkan oleh penulis. Karya tulis yang menggunakan pandangan orang pertama, yaitu Laut dan Asmara, sebagai penyetir alur cerita membentuk kisahnya seperti rekaman jurnalistik yang hidup dan tidak membosankan. Tidak hanya itu, uraian latar dekade 90an yang disajikan mampu membangun nostalgia lama akan berwarnanya akhir abad ke-20, meskipun dengan adanya rezim kekuasaan yang buruk, di mana Leila menggambarkan peran berbagai macam karya seni sebagai simbol resistensi atas opresi pemerintahan terhadap masyarakat.

Jika berbicara tentang karakter dalam Laut Bercerita, sebetulnya Laut dan Asmara tidak harus menjadi pemeran utama dalam cerita tersebut. Setiap karakter yang dikenalkan oleh Leila memiliki latar cerita masing-masing, yang juga menunjukkan sentimen hegemonik terhadap pemerintahan totaliter pada masa itu, sehingga karakter-karakter tersebut juga mempunyai potensi sebagai pemeran utama dan menyampaikan cerita dari perspektif mereka masing-masing. Maka dari itu, posisi Laut dan Asmara dalam cerita ini sendiri sebagai perwakilan dari suara-suara geram penuh kekecewaan dan kemarahan atas ketidakadilan yang terjadi, dan sebagai suara perjuangan kaum-kaum terlantar dan terkungkung kebebasannya dikarenakan demokrasi yang semu.

Leila mengilustrasikan peran-peran mereka tersebut dengan transparan, terutama bagaimana peristiwa yang terjadi pada rezim tersebut memiliki pengaruh permanen terhadap kedua karakter utama, khususnya Asmara sebagai sosok yang ditinggalkan; mulai dari kepribadiannya yang mengulik kebenaran hingga ke akarnya sampai dengan keputusannya yang condong memilih peminatan medis yang terbilang mendekat dengan hukum dan keadilan. Sementara Laut yang sifatnya “menyeni” lebih mengutamakan optimistis dan kerelaan diri dalam karakterisasi dan perjuangannya, terlihat dari bagaimana sikapnya yang masih menjunjung harapan tinggi walaupun dalam kondisi penyiksaan yang tidak ada kepastian untuk berhenti.

Pengaruh permanen tidak hanya terlihat dalam Laut dan Asmara, tetapi juga keluarga dan rekan yang ditampilkan dan juga menjadi representasi atas kerabat korban tragedi tersebut. Pembaca diberikan cuplikan sebuah penyangkalan bahwa korban tragedi telah tiada, terlihat dari orang tua Laut dan Asmara, serta Anjani yang secara sadar mengunci diri mereka dalam delusi bahwa Laut itu “selamat”. Pembaca juga melihat dari perkembangan karakterisasi Alex Perazon, sahabat Laut yang juga kekasih Asmara, dari sosok yang terbilang ceria menjadi lebih getir—dari sosok yang menampilkan seni fotografinya sebagai sebatas potret individual yang stylistic menjadi potret yang menekankan kejujuran hati dan realita yang sebenarnya.

Bergeser kembali ke penceritaan dalam karya fiksi ini, mari bercakap sedikit tentang kesan pribadi yang meluap ketika membaca kisah hingga selesai. Mungkin dikarenakan sedang hidup di rezim yang sederajat, atau bahkan lebih buruk dari Orde Soeharto tersebut, atau karena adanya manipulasi perspektif terhadap generasi muda untuk melihat pejabat Orde sebagai “orang baik” dan bukan pelaku pelanggaran hak kemanusiaan, maka impresi yang bangkit adalah kegusaran dan patah hati yang serupa dengan apa yang dirasakan oleh Laut, Asmara, dan karakter-karakter Laut Bercerita lainnya. Ada juga perasaan khawatir dan takut yang hadir akan hak kebebasan berpendapat masyarakat dalam menuntut akuntabilitas orang-orang berkuasa, walaupun secara realita, penggunaan media sosial yang masif dengan segala triknya masih mampu mendukung kebebasan tersebut. Dan terakhir, rasa gelisah akan cita-cita muluk yang bertajuk “Indonesia Emas”, yang seolah cita-cita tersebut semakin jauh dari harapan dengan buruknya pengendalian dan perbaikan struktural yang ada.

Pada akhirnya, menyelesaikan Laut Bercerita menjadi sebuah introspeksi diri—refleksi atas nasib diri sendiri dan masa depan nantinya bagi generasi setelah diri saya dan orang lain. Refleksi atas sejarah yang kian hari semakin “dibersihkan” untuk menutupi kekejaman dan ketidakadilan yang masih hidup sampai sekarang di negara ini. Maka dari itu, novel ini adalah karya fiksi yang harus dibaca sekali seumur hidup, terutama sebelum suatu saat nanti menjadi karya yang ditiadakan demi memutihkan sisi gelap riwayat politik dan kemanusiaan yang ada. 

Expand filter menu Content Warnings
Nayra and the Djinn by Iasmin Omar Ata

Go to review page

challenging emotional inspiring lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Nayra and the Djinn is a cute coming-of-age graphic novel about mending your friendship with a set of character designs and color palettes that remind me of the Steven Universe show. I like how the story about Nayra progresses, especially how she gradually comes out of her shell and gains respect from her respect, even when there's Marjan the Djinn who helps her. One thing that is highlighted for me is that some of the Islamic practices drawn in this novel feel so natural and normal; you see that it's there as part of their daily lives without seeing any token gesture at all.

Expand filter menu Content Warnings
These Olive Trees by Aya Ghanameh

Go to review page

challenging emotional funny inspiring lighthearted fast-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? It's complicated
  • Loveable characters? It's complicated
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? It's complicated

5.0

It may sound exaggerated one way or another, but reading These Olive Trees raises my distaste and disgust towards Israhell for their occupation and genocide of Palestinians, and how their crimes negatively affect the well-being of the people, the land, and the culture. I hope that, as Oraib has stated in this children's graphic novel, all Palestinians can return home safely and peacefully someday.

Expand filter menu Content Warnings
WIND BREAKER, Vol. 10 by Satoru Nii

Go to review page

challenging emotional funny inspiring lighthearted medium-paced
  • Plot- or character-driven? A mix
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.5

To be honest, the whole battle isn't my favorite, and I find it quite hilarious that there are young adults hired to defend a red-light district wearing suits, no less. However, it tremendously highlights Tsubakino as a character, his idealism, and the way he controls the battle. He truly deserves the Four Kings' moniker. Furthermore, Nii Satoru excels in discussing the complications of poverty through Tsubakino's fight with Suzuri; it gives a bigger perspective on how certain situations are not by choice, but they're forced to experience because of the broken system, compelling a feeling of empathy without excusing his wrongful actions to begin with. 

Expand filter menu Content Warnings