Scan barcode
A review by kaizenkai
Burning Heat by Rikako Akiyoshi
4.0
Di luar prediksi, melihat dari label genre Burning Heat yang juga dikategorikan sebagai novel thriller, saya pribadi tidak begitu merasakan suasana thriller yang dimaksud. Namun, memang Akiyoshi san tidak pelit menyelipkan berbagai misteri dibalik kebenaran terbunuh nya Tadatoki.
Walau dalam buku nya terasa slow burn, tapi perasaan saya dibawa naik turun bersama sosok Sakiko dalam usaha nya "mendesak" Hideo sehingga baca buku ini pun dijamin page turner terus.
Sedari awal sendiri, entah mengapa saya sudah berpihak pada Hideo dan menganggap bahwa terbunuh nya Tadatoki hanyalah kesalahpahaman. Tapi, ngga pernah mikir kalau ternyata kebenaran nya bikin se-meringis ini.
Ohya, saya ngga menyiapkan diri untuk content serta trigger warning seperti sex, suicide, dan self harm sehingga merasa terganggu pada beberapa bagian cerita. Walaupun begitu, pengokohan karakter dan romansa kehidupan pernikahan nya dibalut dengan apik—menyentil jiwa jomblo saya wkwk.
Ngga nyangka juga dengan "pertahanan" dan antisipasi yang dibangun adik nya Hideo—Akiko—, bagi saya dia menggambarkan kalimat "Jangan meremehkan orang yang lemah karna bisa jadi dia yang paling cerdik."
Bagaimana pun, mungkin..kisah Sakiko dan Hideo ini definisi pertemuan yang penuh dengan ironi, karna ending cerita berakhir dengan begitu menyesakkan.
Dan memang benar, penting mendahulukan komunikasi yang jujur dan terbuka dalam menjaga dan memperkuat hubungan—karna salah paham bisa bikin sefatal ini loh :") Terakhir, saya jadi merasa kasihan sama semua tokoh, terutama Sakiko yang ditinggal dengan kenyataan yang nelangsa.
Walau dalam buku nya terasa slow burn, tapi perasaan saya dibawa naik turun bersama sosok Sakiko dalam usaha nya "mendesak" Hideo sehingga baca buku ini pun dijamin page turner terus.
Sedari awal sendiri, entah mengapa saya sudah berpihak pada Hideo dan menganggap bahwa terbunuh nya Tadatoki hanyalah kesalahpahaman. Tapi, ngga pernah mikir kalau ternyata kebenaran nya bikin se-meringis ini.
Ohya, saya ngga menyiapkan diri untuk content serta trigger warning seperti sex, suicide, dan self harm sehingga merasa terganggu pada beberapa bagian cerita. Walaupun begitu, pengokohan karakter dan romansa kehidupan pernikahan nya dibalut dengan apik—menyentil jiwa jomblo saya wkwk.
Ngga nyangka juga dengan "pertahanan" dan antisipasi yang dibangun adik nya Hideo—Akiko—, bagi saya dia menggambarkan kalimat "Jangan meremehkan orang yang lemah karna bisa jadi dia yang paling cerdik."
Bagaimana pun, mungkin..kisah Sakiko dan Hideo ini definisi pertemuan yang penuh dengan ironi, karna ending cerita berakhir dengan begitu menyesakkan.
Dan memang benar, penting mendahulukan komunikasi yang jujur dan terbuka dalam menjaga dan memperkuat hubungan—karna salah paham bisa bikin sefatal ini loh :") Terakhir, saya jadi merasa kasihan sama semua tokoh, terutama Sakiko yang ditinggal dengan kenyataan yang nelangsa.