A review by yonea
School Nurse Ahn Eunyoung by Serang Chung

4.0

Ahn Eunyoung, perawat baru di sekolah swasta M, bukan perawat biasa. Ia mampu melihat roh baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup sejak umur 10 tahun. Di dalam tasnya selalu tersedia pistol BB dan pedang plastik warna-warni.

Walaupun sejak kecil, ia dapat merasakan energi dari makhluk tak kasat mata, tapi menjadi perawat adalah profesi yang ia pilih. Bertahun-tahun ia berperang melawan roh-roh di koridor rumah sakit. Hingga akhirnya dia kelelahan dan memilih untuk bekerja sebagai perawat sekolah.

Hong Inpyo yang bekerja sebagai guru sastra klasik di sekolah swasta M adalah cucu dari pendiri sekolah. Semua urusan warisan kakek diserahkan kepada pengacara, kecuali sekolah. urusan sekolah diserahkan kepada keluarga. Kakek Inpyo sangat detail memberikan aturan tentang sekolah, termasuk tidak boleh membangun apapun di atas ruang bawah tanah.

Ahn Eunyoung dan Hong Inpyo pertama kali mengetahui kekuatan masing-masing saat insiden di ruang bawah tanah. Secara tidak sengaja Inpyo membuka batu segel kolam bawah tanah yang kabarnya tempat banyak orang bunuh diri di sana.

Buku ini memuat 10 cerita pendek: Aku Mencintaimu, Jellyfish; Teman Kencan di Hari Sabtu; Si Lucky dan Si Kacau; MacKenzie, Si Guru Bahasa Inggris; Guru Bebek, Han Areum; Ladybug Lady, Kim Kangsoen di Bawah Lampu Jalan, Tungau dan Murid Pindahan; Park Daeheung, Si Guru Moderat; Berpelukan di Tengah Pusaran Angin.

Jujur saja, saya bukan pembaca kisah horor. Tapi genre fantasi dan petualangan yang ditawarkan buku ini mengusik penasaran. Seperti yang sudah saya duga, membaca kesepuluh cerita berhasil membuat merinding, tapi juga tertawa geli. Selain itu profesi perawat dan guru terasa dekat dengan saya- keluarga saya sebagian besar guru dan pekerjaan saya sebagai Apoteker membuat saya banyak berinteraksi dengan Perawat. Sedikit banyak saya memahami karakter Ahn Eunyoung dan Hong Inpyo.

Secara umum buku ini menceritakan beberapa insiden di sekolah yang melibatkan makhluk halus, serta interaksi Eunyoung dengan teman beda dunia. Cerita Guru Bebek, Han Areum, tidak melibatkan makhluk halus, melainkan tentang bebek yang tiba-tiba muncul di kolam sekolah hingga akhirnya menjadi maskot klub siswa di sekolah. Ada juga Ladybug Lady, tentang keluarga artis punk, yang masih dibayangi trauma masa lalu. Berpelukan di Tengah Pusaran Angin adalah cerita penutup yang menjadi favorit saya.

“bahwa hidup berarti kita harus terus menghadapi dunia yang mengerikan dan keras, bahwa kadang-kadang kita tidak bisa menghindar dari luka.” (hlm. 179)

Selain berfokus pada kedua tokoh, buku ini sedikit banyak menggambarkan kehidupan remaja Korea dan budaya di sana. Sangat informatif dan semakin penasaran untuk melihat Korea secara langsung.

Buku ini saya rekomendasikan untuk pembaca remaja yang menyukai kisah horor di sekolah dan juga pembaca dewasa muda supaya bisa melihat masalah dari sudut pandang lain. Terimakasih Chung Serang yang sudah menuliskan kisah yang menghibur dan memiliki kesan mendalam ini.