Scan barcode
A review by kaizenkai
The Memory Police by Yōko Ogawa
4.0
Terima kasih untuk mutual saya yang merekomendasikan buku ini karena rupanya Memory Police dapat membuat saya merasa nyaman dengan atmosfer dark gloomy yang dibawakan Ogawa sensei.
The Memory Police bercerita tentang sebuah komunitas yang terletak di pulau kecil misterius di mana perlahan-lahan banyak benda yang mulai menghilang dari ingatan masyarakat /mungkin tepatnya dipaksa dihilangkan/.
Namun, ternyata ngga semua penduduk kehilangan ingatannya dan orang-orang inilah yang dibutu oleh lembaga bernama Polisi Kenangan.
The Memory Police sendiri selain sarat akan kritik terhadap otoritarianisme, tapi juga mengingatkan bahwa lenyapnya barang-barang ini secara jelas akan memberi dampak pada kehilangan bagian penting daripada penduduk itu sendiri.
Jujur saja, karya Ogawa sensei inilah yang pertama kalinya bikin saya merasa akrab dan berteman dengan kesepian.. Walau memang tak bohong, saya terkadang merasa bosan dan hampir dnf dikarenakan atmosfernya yang melankolis dan karakter pendukung yang rasanya kurang dikembangkan.
Cerita sepertinya diakhiri dengan open ending, di mana buku ini cenderung memberikan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Pertanyaan mengapa? Kok bisa? Siapa? Dan masih banyak pertanyaan serupa yang ikut dipertanyakan.
Saya rasa, The Memory Police adalah jenis buku yang akan disukai penikmat filosofis dan reflektif.
The Memory Police bercerita tentang sebuah komunitas yang terletak di pulau kecil misterius di mana perlahan-lahan banyak benda yang mulai menghilang dari ingatan masyarakat /mungkin tepatnya dipaksa dihilangkan/.
Namun, ternyata ngga semua penduduk kehilangan ingatannya dan orang-orang inilah yang dibutu oleh lembaga bernama Polisi Kenangan.
The Memory Police sendiri selain sarat akan kritik terhadap otoritarianisme, tapi juga mengingatkan bahwa lenyapnya barang-barang ini secara jelas akan memberi dampak pada kehilangan bagian penting daripada penduduk itu sendiri.
Jujur saja, karya Ogawa sensei inilah yang pertama kalinya bikin saya merasa akrab dan berteman dengan kesepian.. Walau memang tak bohong, saya terkadang merasa bosan dan hampir dnf dikarenakan atmosfernya yang melankolis dan karakter pendukung yang rasanya kurang dikembangkan.
Cerita sepertinya diakhiri dengan open ending, di mana buku ini cenderung memberikan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Pertanyaan mengapa? Kok bisa? Siapa? Dan masih banyak pertanyaan serupa yang ikut dipertanyakan.
Saya rasa, The Memory Police adalah jenis buku yang akan disukai penikmat filosofis dan reflektif.