Scan barcode
A review by renpuspita
Mengungkit Pembunuhan by Agatha Christie
emotional
mysterious
tense
slow-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? No
4.5
Apakah lagi - lagi Ren salah nebak pelakunya? You guess it right!!
Five Little Pigs atau Mengungkit Pembunuhan adalah buku yang gue baca untuk reading challenge #ReadChristie2025. Untuk bulan Januari, tema yang diangkat adalah "artist" dan buku yang direkomendasikan untuk baca adalah buku ini. Karena kebetulan gue emang belum baca jadi pas banget deh. Judul buku ini diambil dari salah satu sajak yang isinya seperti ini:
Babi kecil yg ini pergi ke pasar
Babi kecil yg ini tinggal di rumah
Babi kecil yg ini makan daging panggang
Babi kecil yg ini tak punya apa-apa;
Babi kecil yg ini menangis "Hik! Hik! Hik! Aku tersesat tak bisa pulang!"
Sajak itu mengacu pada lima saksi yang terlibat pada saat kejadian naas menimpa Amyas Crale, salah satu pelukis yang cukup terkenal. Istri Amyas, Caroline pun didakwa sebagai pelaku pembunuhan. Uniknya, kasus ini terjadi 16 tahun yang lalu! Kenapa kasus yang sudah tutup dan sudah jelas pelakunya harus dibuka kembali? Ternyata putri Amyas dan Caroline yaitu Carla yakin kalau ibunya itu tidak bersalah dan dia ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya. Siapa lagi yang pantas untuk mengungkap kebenaran kalau bukan sang detektif yang terkenal dengan sel - sel kelabunya, yaitu Hercule Poirot?
Awalnya Poirot mengulik fakta dan kejadian pada saat persidangan lewat pembela, jaksa penuntut, pengacara untuk Caroline, pengacara keluarga Crale dan pihak polisi. Tak butuh waktu lama bagi Poirot untuk mewawancara lima saksi yang dalam benaknya keadaan mereka bagaikan sajak "Lima Babi Kecil". Babi kecil yang pergi ke pasar adalah Phillip Blake, teman Amyas yang sangat memuja Amyas dan membenci Caroline. Babi yang tinggal di rumah adalah Meredith Blake, kakak Phillip yang punya laboratorium tempat racun coniine dibuat dan dianggap sebagai penyebab Amyas tewas. Babi yang makan daging panggang adalah Elsa Greer atau Elsa Dittisham yang pada saat kejadian berlangsung baru berusia 20 tahun dan merupakan selingkuhan Amyas yang lebih tua nyaris 20 tahun. Amyas juga membawa Elsa ke rumahnya untuk dilukis, membuat kondisi rumah tangga Amyas dan Caroline memburuk yang membawa dugaan banyak orang kalau Caroline memang pembunuhnya karena Caroline pernah berkata akan membunuh Amyas pada saat dia bertengkar. Babi yang tidak punya apa - apa mengacu pada Cecilia Williams yang adalah pengasuh anak dan juga adik tiri Caroline. Lalu Babi yang menangis karena tersesat adalah Angela Warren, adik tiri Caroline dimana Caroline merasa bersalah karena saat dia masih muda pernah melempar barang ke Angela yang berakibat penglihatan Angela menjadi cacat.
Lima saksi, lima sudut pandang yang berbeda. Kasus yang sudah ditutup dan bukti fisik pun sudah tidak ada lagi. Poirot harus mengerahkan segala sel - sel kelabunya untuk bekerja hanya dengan memperhatikan faktor psikologis dari lima saksi itu. Setelah wawancara, Poirot meminta lima saksi untuk menulis penuturan saat kejadiaan naas yang menimpa Amyas Crale berlangsung melalui pendapat mereka sendiri. Disinilah menurut gue bagian yang sangat menarik. Penuturan kelimanya jelas bias dan hanya mengandalkan ingatan semata. Pun agak aneh karena kejadian 16 tahun lalu masih terpatri di memori mereka dengan jelas sementara gue sendiri sudah lupa kemaren makan apa wkwkwk. Walau ada justifikasi juga dimana mereka kemungkinan masih ingat karena pembunuhan adalah hal yang luar biasa. Bagian penuturan ini juga menarik karena memperlihatkan sifat para saksi dan bahwa ada beberapa hal yang mungkin dianggap remeh atau tidak relevan oleh polisi tapi menurut Poirot ternyata itu malah hal yang penting. Hal ini juga menandakan bahwa pada saat itu pihak polisi sepertinya memang tidak perlu susah - susah untuk menginvestigasi lebih lanjut karena sikap Caroline yang pasrah dan menyiratkan kalau memang dia pelakunya. Sikap Caroline itu juga jadi pertanyaan, kenapa sepasrah itu dia mengaku? Apa yang sebenarnya Caroline pikirkan saat itu dengan mengiyakan tuduhan pembunuhan sementara di suratnya kepada Carla justru dia menulis kalau dia tidak bersalah?
Fakta dan kebenaran akhirnya terungkap melalui deduksi Poirot yang cerdas dan tepat sasaran. Gue yang awalnya menebak oh jadi dia pelakunya karena ada hal yang menurut gue aneh dibuat terpana saat Poirot lagi - lagi mengungkapkan hal yang terlewat! Gue waktu baca hanya bisa bilang "gila!!!", tapi di sisi lain, deduksi Poirot ini memang masuk akal dan memang bisa gue terima. Tidak ada howdunnit yang aneh2 kayak semacam di Death on the Nile (gue masih ketawa kalau inget wkwkwk), cara pelakunya membunuh Amyas juga masuk akal. Gue sendiri merasa bahwa kasus di buku ini sebenarnya bisa termasuk tragedi juga, karena apa yang terjadi untuk Amyas, Caroline dan pelakunya bisa dibilang sangat tragis. Endingnya sendiri menurut gue agak kontroversial, dalam artian kasusnya sendiri dianggap sudah selesai tapi ternyata pelakunya memang bukan Caroline. Poirot tentunya akan membawa kasus ini ke polisi, tapi apakah polisi akan membuka kasus itu lagi? Entahlah. Kalau ada hal lain yang bikin gue mayan kesel adalah seksisme dan konten misogininya cukup terasa, terutama kepada Caroline dan juga Elsa, mengingat status Elsa sebagai selingkuhan Amyas.
Salah satu karya Agatha Christie yang menurut gue brilian dan cukup unik serta berbeda karena kali ini Poirot tidak menginvestigasi kasus yang sedang berlangsung. Terjemahannya cukup oke, tapi typonya BANYAK banget. Ini salah satu yang bikin kenyamanan baca gue jadi berkurang. Endingnya memang agak nano - nano pas bacanya, bener - bener salah satu ciri khas Dame Christie yang menyerahkan interpretasi ending kepada pembacanya. Tapi menurut gue endingnya juga ga terlalu buruk dan sebenarnya cukup pas juga untuk ceritanya. Five Little Pigs ini akan masuk list buku-buku dari Dame Agatha Christie yang gue rekomendasikan!
Five Little Pigs atau Mengungkit Pembunuhan adalah buku yang gue baca untuk reading challenge #ReadChristie2025. Untuk bulan Januari, tema yang diangkat adalah "artist" dan buku yang direkomendasikan untuk baca adalah buku ini. Karena kebetulan gue emang belum baca jadi pas banget deh. Judul buku ini diambil dari salah satu sajak yang isinya seperti ini:
Babi kecil yg ini pergi ke pasar
Babi kecil yg ini tinggal di rumah
Babi kecil yg ini makan daging panggang
Babi kecil yg ini tak punya apa-apa;
Babi kecil yg ini menangis "Hik! Hik! Hik! Aku tersesat tak bisa pulang!"
Sajak itu mengacu pada lima saksi yang terlibat pada saat kejadian naas menimpa Amyas Crale, salah satu pelukis yang cukup terkenal. Istri Amyas, Caroline pun didakwa sebagai pelaku pembunuhan. Uniknya, kasus ini terjadi 16 tahun yang lalu! Kenapa kasus yang sudah tutup dan sudah jelas pelakunya harus dibuka kembali? Ternyata putri Amyas dan Caroline yaitu Carla yakin kalau ibunya itu tidak bersalah dan dia ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya. Siapa lagi yang pantas untuk mengungkap kebenaran kalau bukan sang detektif yang terkenal dengan sel - sel kelabunya, yaitu Hercule Poirot?
Awalnya Poirot mengulik fakta dan kejadian pada saat persidangan lewat pembela, jaksa penuntut, pengacara untuk Caroline, pengacara keluarga Crale dan pihak polisi. Tak butuh waktu lama bagi Poirot untuk mewawancara lima saksi yang dalam benaknya keadaan mereka bagaikan sajak "Lima Babi Kecil". Babi kecil yang pergi ke pasar adalah Phillip Blake, teman Amyas yang sangat memuja Amyas dan membenci Caroline. Babi yang tinggal di rumah adalah Meredith Blake, kakak Phillip yang punya laboratorium tempat racun coniine dibuat dan dianggap sebagai penyebab Amyas tewas. Babi yang makan daging panggang adalah Elsa Greer atau Elsa Dittisham yang pada saat kejadian berlangsung baru berusia 20 tahun dan merupakan selingkuhan Amyas yang lebih tua nyaris 20 tahun. Amyas juga membawa Elsa ke rumahnya untuk dilukis, membuat kondisi rumah tangga Amyas dan Caroline memburuk yang membawa dugaan banyak orang kalau Caroline memang pembunuhnya karena Caroline pernah berkata akan membunuh Amyas pada saat dia bertengkar. Babi yang tidak punya apa - apa mengacu pada Cecilia Williams yang adalah pengasuh anak dan juga adik tiri Caroline. Lalu Babi yang menangis karena tersesat adalah Angela Warren, adik tiri Caroline dimana Caroline merasa bersalah karena saat dia masih muda pernah melempar barang ke Angela yang berakibat penglihatan Angela menjadi cacat.
Lima saksi, lima sudut pandang yang berbeda. Kasus yang sudah ditutup dan bukti fisik pun sudah tidak ada lagi. Poirot harus mengerahkan segala sel - sel kelabunya untuk bekerja hanya dengan memperhatikan faktor psikologis dari lima saksi itu. Setelah wawancara, Poirot meminta lima saksi untuk menulis penuturan saat kejadiaan naas yang menimpa Amyas Crale berlangsung melalui pendapat mereka sendiri. Disinilah menurut gue bagian yang sangat menarik. Penuturan kelimanya jelas bias dan hanya mengandalkan ingatan semata. Pun agak aneh karena kejadian 16 tahun lalu masih terpatri di memori mereka dengan jelas sementara gue sendiri sudah lupa kemaren makan apa wkwkwk. Walau ada justifikasi juga dimana mereka kemungkinan masih ingat karena pembunuhan adalah hal yang luar biasa. Bagian penuturan ini juga menarik karena memperlihatkan sifat para saksi dan bahwa ada beberapa hal yang mungkin dianggap remeh atau tidak relevan oleh polisi tapi menurut Poirot ternyata itu malah hal yang penting. Hal ini juga menandakan bahwa pada saat itu pihak polisi sepertinya memang tidak perlu susah - susah untuk menginvestigasi lebih lanjut karena sikap Caroline yang pasrah dan menyiratkan kalau memang dia pelakunya. Sikap Caroline itu juga jadi pertanyaan, kenapa sepasrah itu dia mengaku? Apa yang sebenarnya Caroline pikirkan saat itu dengan mengiyakan tuduhan pembunuhan sementara di suratnya kepada Carla justru dia menulis kalau dia tidak bersalah?
Fakta dan kebenaran akhirnya terungkap melalui deduksi Poirot yang cerdas dan tepat sasaran. Gue yang awalnya menebak oh jadi dia pelakunya karena ada hal yang menurut gue aneh dibuat terpana saat Poirot lagi - lagi mengungkapkan hal yang terlewat! Gue waktu baca hanya bisa bilang "gila!!!", tapi di sisi lain, deduksi Poirot ini memang masuk akal dan memang bisa gue terima. Tidak ada howdunnit yang aneh2 kayak semacam di Death on the Nile (gue masih ketawa kalau inget wkwkwk), cara pelakunya membunuh Amyas juga masuk akal. Gue sendiri merasa bahwa kasus di buku ini sebenarnya bisa termasuk tragedi juga, karena apa yang terjadi untuk Amyas, Caroline dan pelakunya bisa dibilang sangat tragis. Endingnya sendiri menurut gue agak kontroversial, dalam artian kasusnya sendiri dianggap sudah selesai tapi ternyata pelakunya memang bukan Caroline. Poirot tentunya akan membawa kasus ini ke polisi, tapi apakah polisi akan membuka kasus itu lagi? Entahlah. Kalau ada hal lain yang bikin gue mayan kesel adalah seksisme dan konten misogininya cukup terasa, terutama kepada Caroline dan juga Elsa, mengingat status Elsa sebagai selingkuhan Amyas.
Salah satu karya Agatha Christie yang menurut gue brilian dan cukup unik serta berbeda karena kali ini Poirot tidak menginvestigasi kasus yang sedang berlangsung. Terjemahannya cukup oke, tapi typonya BANYAK banget. Ini salah satu yang bikin kenyamanan baca gue jadi berkurang. Endingnya memang agak nano - nano pas bacanya, bener - bener salah satu ciri khas Dame Christie yang menyerahkan interpretasi ending kepada pembacanya. Tapi menurut gue endingnya juga ga terlalu buruk dan sebenarnya cukup pas juga untuk ceritanya. Five Little Pigs ini akan masuk list buku-buku dari Dame Agatha Christie yang gue rekomendasikan!
Graphic: Adult/minor relationship, Death, Infidelity, Misogyny, Sexism, and Death of parent
Moderate: Medical content and Murder